Rabu, 08 Januari 2014

STRATEGI PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KURIKULUM 2013


STRATEGI PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KURIKULUM 2013

  1. Metode Penilaian
  1. Tes
  • Tes tertulis: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan; esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.
  • Tes kinerja
    • prilaku terbatas, yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan
    • prilaku meluas, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut.
  1. Non tes
      nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi.
      digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1, spriritual dan KI-2, sosial).
      menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.
   hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.
Teknik dan Instrumen Penilaian
      Teknik
1. Penilaian Unjuk Kerja
            Digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.
Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penilaian Unjuk Kerja
      Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
      Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
      Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
      Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
      Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
Teknik Penilaian Unjuk Kerja
  1. Daftar Cek
            Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana
diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak
sehingga kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak.
  1. Skala Penilaian
Dilakukan apabila kinerja peserta didik cukup kompleks sehingga tidak cukup hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, misalnya 1, 2, dan 3.
  1. Setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3.
  2. Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik
2. PENILAIAN SIKAP
      Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek.
      Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang
KOMPONEN PENILAIAN SIKAP
      Afektif
            perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek
      Kognitif
            kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek
      Konatif (prilaku)
            Kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
      Sikap (minat) terhadap materi pelajaran
      Sikap terhadap guru/pengajar
      Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran
Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap terhadap kebersihan.
2)Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari dan sebagainya.
3) Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4)  Menentukan skala dan penskoran.
TEKNIK PENILAIAN SIKAP
  1. Observasi perilaku
             Dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah
  1.  Pertanyaan langsung
            menanyakan secara langsung tentang sikap peserta didik berkaitan dengan sesuatu hal. (“Peningkatan kedisiplinan, ketertiban, dll.”
  1. Laporan Pribadi
            Teknik ini meminta peserta didik membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia.
3.PENILAIAN  PROYEK
      Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
      Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
      Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENILAIAN PROYEK
      Kemampuan pengelolaan
            Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
      Relevansi
            Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
      Keaslian
            Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
TEKNIK PENILAIAN PROYEK
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.
      Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
      Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
4. PENILAIAN  PRODUK
      penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
      Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
      Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
      Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
      Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
TEKNIK PENILAIAN PRODUK
      Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
      Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
5. PENILAIAN  PORTOFOLIO
      Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
      Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
      Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri
      Saling percayaantara guru dan peserta didik
      Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta
      Milik bersama antara peserta didik dan guru didik
      Kepuasan
      Kesesuaian
      Penilaian proses dan hasil (Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik)
      Penilaian dan pembelajaran
TEKNIK  PENILAIAN PORTOFOLIO
Langkah-langkahnya:
      Jelaskan kepada peserta didik tentang manfaat penggunaan portofolio,
      Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
      Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder
      Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik
      Tentukan dan diskusikan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik.
      Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
      Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki
      Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
PENILAIAN  DIRI
      Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
      Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu matapelajaran tertentu.
      Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
      Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Untuk menentukan pencapaian kompetensi tertentu, peniaian diri perlu digabung dengan teknik lain.

Rabu, 01 Januari 2014

TEKNIK NON TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

TEKNIK NON TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

Pengertian
  • Teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes.
  •  Dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik.
  • Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya.
  • instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra


Jenis – Jenis Non Tes
1.   Pengamatan (Observation)
observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Tujuan utama observasi antara lain
  •  Mengumpulkan  data  dan  inforamsi  mengenai  suatu  fenomena,  baik  yang  berupa peristiwa  maupun  tindakan,  baik dalam  situasi  yang sesungguhnya  maupun  dalam situasi buatan
  •   Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta  didik  dan  guru,  dan  faktor-faktor  yang  dapat  diamati  lainnya,  terutama kecakapan sosial (social skill)
  •  Menilai  tingkah  laku  individu  atau  proses  yang  tejadi  dalam  situasi  sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.

Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
  • Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
  •  Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
  •  Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
  • Praktis penggunaannya.

Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
  •  Observasi  berstruktur,  yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya.  Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan  dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
  •   Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.

Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
  • Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
  • Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu.
  •  Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.

Kelebihan
  •  Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.
  • Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan.
  • Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.
  • Tidak terikat dengan laporan pribadi.

Kekurangan
  •  Seringkali  pelaksanaan  observasi  terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri.
  •  Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
  • Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.

Langkah-langkah  penyusunan  pedoman  observasi
  • Merumuskan tujuan observasi
  • Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
  • Menyusun pedoman observasi 
  • Menyusun aspek-aspek  yang akan diobservasi,  baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
  • Melakukan   uji  coba   pedoman   observasi   untuk   melihat   kelemahan-kelemahan pedoman observasi
  •  Merivisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
  • Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung 
  • Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

2)  Wawancara (Interview)
wawancara adalah suatu teknik pengumpulan  data dengan jalan mengadakan  komunikasi  dengan sumber.  Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi).
Ada dua jenis wawancara :
  • Wawancara   terpimpin  (guided  interview),  biasanya  juga  dikenal  dengan  istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan  yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
  • Wawancara  tidak  terpimpin  (un-guided  interview),  biasanya  juga  dikenal  dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non- systematic   interview)   atau   wawancara   bebas,   diamana   responden   mempunyai kebebasan  untuk  mengutarakan  pendapatnya,  tanpa  dibatasi  oleh  patokan-patokan yang  telah  dibuat  oleh  evaluator.

ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :
1)  Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2)  Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 
3)  Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
Kelebihan Wawancara
  • dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu   
  • mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber
  • Pertanyaan dapat diajukan secara  berurutan  sehingga  sumber  dapat  memahami  maksud  penelitian  secara  baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula
  • Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan
  • Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.

Kelemahan Wawancara
  •  memerlukan  banyak waktu  dan tenaga  dan juga mungkin  biaya
  •   dilakukan  secara tatap muka,  namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi
  • keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara

3)  Angket (Questionnare)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam  proses  pembelajaran  terutama  adalah  untuk  memperoleh  data  mengenai  latar belakang  peserta  didik sebagai  salah satu bahan dalam menganalisis  tingkah laku dan proses belajar mereka.
Beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
      Mengumpulkan   informasi   sebanyak   mungkin   dari   siswa   tentang   pembelajaran matematika.
      Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu.
       Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
       Membantu anak yang lemah dalam belajar.
       Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
      Pertanyaan  fakta adalah pertanyaan  yang menanyakan  tentang fakta antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.
      Pertanyaan  perilaku  adalah  apabila  guru menginginkan  tingkah  laku  seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.
      Pertanyaan    informasi   adalah   apabila   melalui   instrument   itu   guru   ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
      Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan  predisposisi,  dan nilai-nilai  yang berhubungan  dengan  objek  yang dinilai.
Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu
      Tertutup,  kuesioner  yang alternative  jawaban  sudah ditentukan  terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan.
       Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan kemampuannya.   Alternative   jawaban   tidak  disediakan.   Mereka  menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri
      Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah dibicarakan.  Yang berarti  bahwa dalam bentuk  ini, disamping  disediakan alternative, diberi     juga     kesempatan     keoada     siswa/mahasiswa     untuk mengemukakan alternative    jawabannya    sendiri,    apabila    alternative    yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan.

kelebihan  angket
      Dengan  angket kita dapat memperoleh  data dari sejumlah  anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat.
      Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama
        Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan
Kelemahan angket, antara lain:
  • Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal- hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali
  •  Kadang-kadang  pertanyaan  yang  diberikan  tidak  dijawab  oleh  semua  anak,  atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
  • Ada  kemungkinan  angket  yang  diberikan  tidak  dapat  dikumpulkan  semua,  sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.

4.   Pemeriksaan Dokumen  (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa  menguji  (teknik  non-tes)  juga  dapat  dilengkapi  atau  diperkaya  dengan  cara melakukan  pemeriksaan  terhadap  dokumen-dokumen,  misalnya:  dokumen  yang menganut  informasi  mengenai  riwayat  hidup  (auto biografi),  seperti kapan kapan  dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan  sebagainya.  Selain  itu  juga  dokumen  yang  memuat  informasi  tentang  orang  tua peserta  didik,  dokumen  yang memuat  tentang orang tua peserta  didik, dokumen  yang memuat tentang lingkungan non-sosial,  seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya
5. Study Kasus (Case Study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar
Tiga pertanyaan inti dalam studi kasus, yaitu:
  • Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
  • Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut? 
  • Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?

Studi kasus sering digunakan  dalam evaluasi,  bimbingan,  dan penelitian.  Studi ini menyangkut  integrasi  dan  penggunaan  data  yang  komprehensif  tentang  peserta  didik sebagai  suatu  dasar  untuk melakukan  diagnosis  dan mengartikan  tingkah  laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah  satu  alat  yang  digunakan  adalah  depth-interview  , yaitu  melakukan  wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan  dan kebutuhan,  perkembangan  kesehatan,  dan sebagainya.
Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya  adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan,  melainkan  hanya berlaku untuk peserta didik itu saja