TEKNIK NON TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
Pengertian
- Teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes.
- Dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik.
- Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya.
- instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra
Jenis – Jenis Non Tes
1. Pengamatan (Observation)
observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Tujuan utama observasi antara lain
- Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan
- Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill)
- Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.
Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
- Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
- Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
- Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
- Praktis penggunaannya.
Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
- Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat
ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
- Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
- Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu.
- Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
Kelebihan
- Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.
- Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan.
- Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.
- Tidak terikat dengan laporan pribadi.
Kekurangan
- Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri.
- Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
- Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.
Langkah-langkah
penyusunan pedoman observasi
- Merumuskan tujuan observasi
- Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
- Menyusun pedoman observasi
- Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
- Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi
- Merivisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
- Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
- Mengolah dan menafsirkan hasil observasi
2) Wawancara (Interview)
wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber. Komunikasi
tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung
maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi).
Ada dua jenis wawancara :
- Wawancara terpimpin (guided interview), biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
- Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non- systematic interview) atau wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator.
ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :
1) Untuk memperoleh informasi secara langsung
guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan
ilmiah.
3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi
situasi atau orang tertentu.
Kelebihan Wawancara
- dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu
- mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber
- Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula
- Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan
- Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
Kelemahan Wawancara
- memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya
- dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi
- keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara
3) Angket (Questionnare)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket
atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk
memperoleh data mengenai
latar belakang peserta didik sebagai
salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka.
Beberapa tujuan dari
pengembangan angket adalah :
• Mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin
dari siswa tentang
pembelajaran matematika.
• Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat
penguasaan tertentu.
• Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
• Membantu anak yang lemah dalam belajar.
• Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam
pembelajaran matematika.
Kuesioner dari segi isi dapat
dibedakan atas 4 bagian yaitu:
• Pertanyaan fakta
adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti jumlah
sekolah, jumlah jam belajar, dll.
• Pertanyaan
perilaku adalah apabila
guru menginginkan tingkah laku
seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar
mengajar.
• Pertanyaan
informasi adalah apabila
melalui instrument itu
guru ingin mengungkapkan
berbagai informasi atau menggunakan fakta.
• Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang
berkaitan dengan perasaan, kepercayaan
predisposisi, dan
nilai-nilai yang berhubungan dengan
objek yang dinilai.
Kuesioner dari jenisnya dapat
dibedakan atas 3 yaitu
• Tertutup,
kuesioner yang alternative jawaban
sudah ditentukan terlebih dahulu.
Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan.
• Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai
dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative
jawaban tidak disediakan.
Mereka menciptakan sendiri
jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri
• Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan
dari kedua bentuk yang telah dibicarakan.
Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan alternative, diberi juga
kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya sendiri,
apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan
yang bersangkutan.
kelebihan angket
• Dengan angket kita
dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu
yang sigkat.
• Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang
sama
• Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru
dapat dihindarkan
Kelemahan angket, antara lain:
- Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal- hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali
- Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
- Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.
4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau
keberhasilan belajar peserta didik tanpa
menguji (teknik non-tes)
juga dapat dilengkapi
atau diperkaya dengan
cara melakukan pemeriksaan terhadap
dokumen-dokumen, misalnya: dokumen
yang menganut informasi mengenai
riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama
yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya.
Selain itu juga
dokumen yang memuat
informasi tentang orang
tua peserta didik, dokumen
yang memuat tentang orang tua
peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan
non-sosial, seperti kondisi bangunan
rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya
5. Study Kasus (Case Study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses
tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Misalnya peserta didik
yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan
dalam belajar
Tiga pertanyaan inti dalam studi kasus, yaitu:
- Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
- Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?
- Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan,
dan penelitian. Studi ini
menyangkut integrasi dan
penggunaan data yang
komprehensif tentang peserta
didik sebagai suatu dasar
untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah
laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus
terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan
berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah
satu alat yang
digunakan adalah depth-interview , yaitu
melakukan wawancara secara
mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan,
latar belakang keluarga, kesanggupan dan
kebutuhan, perkembangan kesehatan,
dan sebagainya.
Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara
mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar